Daftar Blog Saya

Kamis, 24 Oktober 2013

Fungsi dan Peran Kepala Sekolah

B.    Fungsi dan Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Fungsi kepala sekolah adalah menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh hati dan antusias. “Sebagai seorang pemimpin diharapkan oleh bawahannya dalam organisasi, dalam hal ini organisasi sekolah mengharapkan parapemimpinnya dapat memberikan arahan untuk kepentingan pencapaian tujuan sekolah”. Kepala sekolah mempunyai peranan multi fungsi, oleh karena itu kepala sekolah dituntut menjalankan perannya sebagai berikut:
1.    Kepala Sekolah sebagai pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikanpetunjuk dan pen-gawasan, meningkatkan kemampuan tenagapendidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikantugas. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa “kepala seko-lahsebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakupkepribadian serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.Kemampuan yang harus diwujudkan kepa-la sekolah sebagaileader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadaptena-ga pendidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambilkeputusan dan kemam-puan berkomunikasi”.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dapat menumbuhkankreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatankompetensi guru dalam teori kepemimpinan setidaknya kitamengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yangberorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi padamanusia. Da-lam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorangkepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai barikut : “(1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan”.
Kepemimpinan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga seko-lah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidi-kan di sekolah. Secara sederhana “kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebu-tuhan serta penghargaan terhadap para bawahan”.
2.    Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakanuntuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. “Supervisi mencakup penentuan kondisi atau syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situ-asi belajar mengajar yang efektif dan usaha memenuhi syarat-syarat itu”.
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga  seluruh aktifitas sekolahh bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yaitu, mensupervisi pekerjaan yang dilaku-kan oleh tenaga kependidikan. Jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. “Kepala sekolah sebagai supervisi harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya”. Tujuan umum supervisi pendidikan harus sama dengan tujuan Pendidikan Nasional sesuai keputusan MPR yang tertera dalam GBHN, melalui perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengajar. Lebih rinci, tugas-tugas supervisor adalah :
a.    Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan. Dengan demikian agar menghilangkan anggapan tentang adanya mata pe-lajaran/bidang studi, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai prestasi maksimal bagi siswa-siswanya
b.    Membina guru-guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kema-juan prestasi belajarnya.
c.    Membina guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis serta religius.
d.    Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar dan seterusnya.
e.    Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif serta kegotong-royongan.
f.    Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan ketemansejawatan dari selu-ruh tenaga pendidikan.

3.    Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)
Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedangkan mendidikdiartikan membe-rikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlakdan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.
Setiap kepala sekolah sebagai pendidik, ada dua hal pokok yang perlu diper-hatikan yaitu, sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan. Se-dangkan yang kedua adalah bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan.
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus mempu-nyai strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah kondusif, memberi nasehat kepada warga se-kolah, memberi dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan pembelajaran yang menarik seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselarasi bagi peserta yang cerdas diatas normal.
Sumidjo mengemukakan bahwa “mamahami arti pendidik tidak cukup berpe-gang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, “melainkan harus dipe-lajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan”.
4.    Kepala Sekolah sebagai Manajer
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal yang penting dan perlu diperhatikan, yaitu  proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan pencapaian tujuan organisasi.
Seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisa-tor, pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan seorang manajer pada suatu or-ganisasi sangat diperlukan, sebab “organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi didalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier sumber daya manusia”.
Dalam rangka melakukan perannya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan kependidikan melalui “kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk me-ningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan da-lam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah”.
Peran kepala sekolah sebagai manajer juga memerlukan sebuah manajemen, karena semua manajer juga memerlukan sebuah manajemen, “karena semua manajer bagaimanapun memerlukan ketangkasan dan keterampilan yang khusus, mengusaha-kan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan”.
5.    Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memilki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyu-susnan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola administrasi personalia, mengelola ad-ministrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga pendidik, “agar mereka dapat mengemukakan berbagai permasa-lahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan”.
6.    Kepala Sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator kepala sekolah harus mampu memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada tenaga pendidik dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui:
a.    Pengaturan lingkungan fisik
Lingkungan yang kondusif akan menimbulkan motivasi tenaga ke-pendidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kepala seko-lah harus mampu membangkitkan motivasi tenaga kepndidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal.
b.    Pengaturan suasana kerja
Kepala sekolah harus mampu menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan para tenaga pendidikan, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan.
c.    Disiplin
Profesionalisme tenaga pendidikan di sekolah perlu ditingkatkan, un-tuk itu kepala sekolah harus berusaha menanamkan disiplin kepada semua bawahannya. Melalui disiplin ini diharapkan dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan produktivitas sekolah.
d.    Dorongan
Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus yang ber-beda satu sama yang lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan profesionalismenya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi dalam kondisi psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.
e.    Penghargaan secara efektif
Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang pro-duktif melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirang-sang untuk meningkatkan profesinalisme kerjanya secara positif dan pro-duktif.

Tidak ada komentar: