MENGEKSPLORASI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
OLEH
SYAMSUL
ARIF
Dosen Pengampu
Dr. Fatima Saguni, M.Si
Dr. Rusdin, M.Pd
PASCASARJANA (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PALU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji
perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang
dimaksud adalah, perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku
kognitif ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya.
Perilaku konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu.
Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:Pendekatan
behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Perilaku
adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera sebagi hasil dari
interaksi dengan lingkungnnya. Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan
hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan kognitif, perilaku
sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu
penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian
menghasilkan keluaran.[1]
Pendekatan humanistik, bahwa manusia sudah awalnya mempunyai
dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya. Pendekatan
neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu dengan kejadian di dalam otak
dan syarafnya.
Psikologi pendidikan merupakan cabang psikologi yang secara
khusus mengkaji berbagai perilaku individu dalam kaitannya dengan pendidikan,
tujuannya untuk menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang
berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaskanakan proses
pendidikan yang efektif.
Peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran yaitu :
memahami siswa sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran,
memilih metode-metode pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan
situasi pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran,
membantu siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu
pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru,
membimgbing kepribadian siswa.[2]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapatlah ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai acuan pembahasan makalah ini.
1. Bagaimana cara mengeksplorasi
psikologi pendidikan?
2. Bagaimana pengajaran yang efektif?
C. Tujuan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini
ialah untuk mengetahui dan coba memecahkan permasalahan yang telah diajukan
diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi Pendidikan
Pengertian yang lebih luas psikologi belajar dapat dimaknai
sebagai suatu ilmu pengetahuan ynag mengkaji atau mempelajari tingkah laku
individu (manusia) di dalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh
nilai-nilai ajran Islam dlam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan
dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya
bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan
dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia barat,
dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme), sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa
perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai
sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan
seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal,
dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani,
disebutkan dalam AlQuran surah al-Qashash
ayat : 77:
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Terjemahnya:
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S al-Qashash[28]: 77).[3]
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, pengaturan, efektivitas intervensi
pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi.
Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.
Pengertian Psikologi Pendidikan
Menurut para Ahli:
Menurut Arthur S. Reber dalam Muhibbin Syah, mendefinisikan
psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia
pendidikan.[4]
Barlow,
psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis
yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu melaksanakan
tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.[5]
Tardif
psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan
penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.[6]
B. Mengeksplorasi
Psikologi Pendidikan
Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan
merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia
belajar dan guru.[7]
Selain itu pemahaman Psikologi Pendidikan juga merupakan gabungan dari dua
bidang studi yang berbeda yaitu[8]:
a.
Pertama adalah psikologi yang
mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta
hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam
kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain.
b.
Kedua adalah pendidikan itu sendiri
atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri
dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri pada pemahaman proses
pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.[9]
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog
pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai
psikolog sekolah. Seorang Psikolog harus mengikuti perkembangan mendadak dari
area menejemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya
dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi
pendidikan jarak jauh, dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi
untuk tujuan instruksional.[10]
Seorang psikolog pendidikan perlu memperhatikan hal-hal berikut[11]:
a. Proses perkembangan siswa –> proses
ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan.
Perkembangan siswa terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan
keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
b. Cara belajar siswa –> dalam hal
ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
c. Cara menghubungkan belajar dan
mengajar
d. Pengambilan keputusan untuk
pengelolaan proses belajar mengajar.
Metode
yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah:
1) Metode
eksperimen
2) Metode
kuisioner
3) Metode
studi kasus
4) Metode
penyelidikan klinis
Dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan penengah dalam
setiap masalah yang dihadapi peserta didik. Pendidik harus mengetahui dimana
letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme
perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik. Dengan
perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk
mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah
tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek
didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk
mencapai kebutuhan-kebutuhannya, Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.
C. Pengajaran yang Efektif
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai
suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau suatu pengertian.[12]
Sedangkan Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat
tertentu.
Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka
hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan
saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.[13]
Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap
demokratis bagi siswa. pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk
mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan
kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Di
dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu
dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu
dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu
adanya bimbingan dari guru.[14]
Muara dari berfungsinya manajemen pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran efektif. Artinya, dari posisi guru tercipta mengajar
efektif, dari posisi murid tercipta belajar efektif. Menurut Joyce and Weil ,
”Guru yang berhasil adalah mengajar murid bagaimana memiliki informasi dalam pembicaraan
dan membuatnya menjadi milik mereka. Sedangkan pelajar efektif adalah membentuk
informasi, gagasan dan kebijaksanaan dari guru mereka dan menggunakan sumber daya
belajar secara efektif”[15].
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model aktivitas
pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas pengajaran sebagai
penataan lingkungan, pengaturan ruang kelas, yang didalamnya para pelajar dapat
berinterkasi dan belajar mengetahui bagaimana caranya belajar. Berkaitan dengan
efektivitas pengajaran, untuk mencapai pembelajaran aktif, satu aspek penting
adalah masalah metode yang digunakan guru dalam menciptakan suasana aktif.
Proses pembelajaran dengan metode ceramah, guru mendominasi pembicaraan
sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa untuk duduk, mendengar dan
mencatat hal ini sangat tidak dianjurkan. Metode ceramah harus dikurangi bahkan
ditinggalkan.
Paradigma baru dalam pembelajaran siswa aktif mengharuskan
guru untuk mengubah cara pandang terhadap pembelajaran. Dalam persiapan mengajar,
guru lebih memikirkan/memfokuskan penciptaan pengalaman baru bagi siswa.
Melalui pengalaman tersebut, siswa dapat mengembangkan pengetahuannya. Guru
mengolah kurikulum yang tepat sehingga dengan pemahaman konsep yang benar yang
dibentuk siswa, memungkinkan dapat menghubungkannya dengan pemahaman sebelumnya
serta membuka peluang untuk mencari dan menemukan pemahaman terhadap konsep
baru. Pendayagunaan teknologi pendidikan telah memasyarakat, maka pertumbuhan
industri pendukung pendidikan juga semakin berkembang. Bukan hanya terpusat
pada teknologi informasi, melainkan terbuka peluang bagi industri lokal untuk
memproduksi alat-alat peraga dan simulasi. Semakin tinggi dan banyak teknologi
didayagunakan dalam dunia pendidikan, maka semakin terbuka lebar peluang kerja
kreatif masyarakat terdidik.
Pembelajaran akan berjalan efektif jika pengalaman,
bahan-bahan, dan hasil-hasil yang diharapkan sesuai denagn tingkat kematangan
peserta didik serta latar belakang mereka. Proses belajar akan berjalan baik
jika peserta didik bias melihat hasil yang fositif untuk dirinya dan memperoleh
kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya.[16]
Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan
perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari pengertian
prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan.
Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Aspek kognitif meliputi
perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan
eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
2. Aspek efektif meliputi
perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.
3. Aspek psikomotor meliputi
perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.[17]
Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah
dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian
dituangkan dalam daftar nilai raport.
Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan
berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses
belajar mengajar di kelas. Penilaian prestasi siswa yang dicantumkan dalam rapot,
bisa berbentuk anka jiga berbentuk huruf. Prestasi belajar tidak hanya sebagai
indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya,
akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi pendidikan
di tempat dia belajar. Para guru diharapkan dan harus mampu menciptakan
pembelajaran dengan efektif, menyenangkan, tercipta suasana dan iklim
pembelajaran yang kondusif, terdapat interaksi balajar-mengajar yang bagus,
sehingga keberhasilan belajar dan prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai
tujuan pembelajaran.[18]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan Pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya
Salah satu faktor yang mempengauhi proses dan hasil belajar
adalah faktor psikologis yang meliputi perhatian, pengamatan, berfikir dan
motif. Seorang psikolog pendidikan perlu memperhatikan Proses
perkembangan siswa, Cara belajar, Cara menghubungkan belajar dan mengajar,
Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar. Itulah mengapa
pentingnya mengeksplorasi psikologi pendidikan, agar para praktisi dan pelaku dibidang
dunian pendidikan dapat mengefektif dan mengefisienkan waktu dalam proses
pendidikan agar tercapai hasil yang maksimal.
Hakikat pembelajaran
yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada
hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan
dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka.
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model
aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas pengajaran
sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang kelas, yang didalamnya para
pelajar dapat berinterkasi dan belajar mengetahui bagaimana caranya belajar.
Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu : Aspek kognitif
meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan
eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan
dan kesadaran. Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi
bentuk-bentuk tindakan motorik.
B. Saran
Mengingat pentingnya psikologi pendidikan ini maka hendaknya
para pendidik dapat mempelajari dan menelaah konsep-konsep psikologi. Pemahaman
dan pengimplementasikan psikologi ini perlu untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam proses pembelajaran dan demi tercapainya tujuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan Jakarta: PT Grasindo, 2002.
Joyce,Bruce dan Marrsha Weil, Models of Teaching, London ; Allyn Bacon,1996
Nawawi, Hadari, Organisasi
Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Haji
Masagung, 1989.
Purwanto, Ngalim, Psikologi
pendidikan remaja Bandung: Remaja Rosda Karya,1996
Rosyada, Dede, Paradigma
Pendidikan Demokratis: sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media, 2004
Santrock, John W., educational
Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi
Pendidikan Jakarta: Prenada Media Group, 2008
Slameto, Belajar dan
Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, Jakarta: rineka cipta, 1995
Soemanto, Wasty. Psikologi
Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). Jakarta : PT
Rineka Cipta 1998.
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005.
Syah, Muhibbin.,
Psikologi Belajar, Cet. Ke-1, Jakarta:
PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.
[1]Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002) h.42
[2]Ibid,
Sri Esti Wuryani Djiwandono h.131
[3]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:
Jumatul ali Art, 2007), 421.
[4]Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. Ke-1 h. 12.
[5]Muhibbin Syah, h. 12.
[6]Ibid Muhibbin Syah, h.13
[7]John W. Santrock, educational
Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi
Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 8
[8]Wasty Soemanto,. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). (Jakarta : PT
Rineka Cipta 1998) h. 25
[9]Ibid.
[10]Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005)
h.100
[12]Ngalim
purwanto, Psikologi pendidikan remaja
(Bandung: Remaja Rosda Karya,1996), h. 84
[13]Sri
Esti Wuryani Djiwandono, h. 226-227
[14]Slameto, Belajar dan
Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta: rineka cipta, 1995), h.
75-76
[15]Bruce Joyce, dan Marrsha Weil, Models of Teaching, (London ; Allyn Bacon,1996), h. 45
[16]Dede
Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah
Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta:
Prenada Media, 2004), h. 100
[18]Hadari
Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan
Kelas sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 117.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar