Daftar Blog Saya

Minggu, 18 Mei 2014

Mengeksplorasi Psikologi Pendidikan



MENGEKSPLORASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN



 










Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


OLEH

SYAMSUL ARIF


Dosen Pengampu
Dr. Fatima Saguni, M.Si
Dr. Rusdin, M.Pd






PASCASARJANA (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU

2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah, perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya. Perilaku konatif ialah perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku dalam bentuk perasaan atau emosi.
Pendekatan utama dalam psikologi yaitu:Pendekatan behaviorisme, lebih mengutamakan hal-hal yang nampak dari individu. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa di amati oleh alat indera sebagi hasil dari interaksi dengan lingkungnnya. Pendekatan psikoanalisa, lebih mengutamakan hal-hal yang ada di bawah kesadaran individu. Pendekatan kognitif, perilaku sebagai proses internal, yang merupakan suatu proses input-output yaitu penerimaan dan pengolahan hasil dari informasi, untuk kemudian menghasilkan keluaran.[1]
Pendekatan humanistik, bahwa manusia sudah awalnya mempunyai dorongan untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia di lingkungannya. Pendekatan neurobiologi yang mengaitkan perilaku individu dengan kejadian di dalam otak dan syarafnya.
Psikologi pendidikan merupakan cabang psikologi yang secara khusus mengkaji berbagai perilaku individu dalam kaitannya dengan pendidikan, tujuannya untuk menemukan fakta, generalisasi, dan teori psikologis yang berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaskanakan proses pendidikan yang efektif.
Peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran yaitu : memahami siswa sebagai pelajar, memahami prinsip dan teori pembelajaran, memilih metode-metode pengajaran, menetapkan tujuan pembelajaran, menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, memilih dan menetapkan isi pengajaran, membantu siswa yang mendapat kesultan dalam pembelajaran, memilih alat bantu pengajaran, menilai hasil pembelajaran, memaham kepribadian dan profesi guru, membimgbing kepribadian siswa.[2]
B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapatlah ditarik beberapa rumusan masalah sebagai acuan pembahasan makalah ini.
1.      Bagaimana cara mengeksplorasi psikologi pendidikan?
2.      Bagaimana pengajaran yang efektif?
C.  Tujuan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui dan coba memecahkan permasalahan yang telah diajukan diatas.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Psikologi Pendidikan
Pengertian yang lebih luas psikologi belajar dapat dimaknai sebagai suatu ilmu pengetahuan ynag mengkaji atau mempelajari tingkah laku individu (manusia) di dalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai ajran Islam dlam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan di dunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme), sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam AlQuran surah al-Qashash ayat : 77:
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Terjemahnya:
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S al-Qashash[28]: 77).[3]

Psikologi Pendidikan adalah  ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut para Ahli:
Menurut Arthur S. Reber dalam Muhibbin Syah, mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan.[4]
Barlow, psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu melaksanakan  tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.[5]
Tardif psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.[6]

B.  Mengeksplorasi Psikologi Pendidikan
Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan guru.[7] Selain itu pemahaman Psikologi Pendidikan juga merupakan gabungan dari dua bidang studi yang berbeda yaitu[8]:
a.         Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. 
b.        Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.[9]

Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Seorang Psikolog harus mengikuti perkembangan mendadak dari area menejemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi pendidikan jarak jauh, dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi untuk tujuan instruksional.[10] Seorang psikolog pendidikan  perlu memperhatikan hal-hal berikut[11]:
a.       Proses perkembangan siswa –> proses ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
b.      Cara belajar siswa –> dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
c.       Cara menghubungkan belajar dan mengajar 
d.      Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.
Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan adalah:
1) Metode eksperimen
2) Metode kuisioner
3) Metode studi kasus
4) Metode penyelidikan klinis
Dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan penengah dalam setiap masalah yang dihadapi peserta didik. Pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik. Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya, Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.

C.  Pengajaran yang Efektif
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau suatu pengertian.[12] Sedangkan Efektif adalah perubahan yang membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu.
Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.[13]
Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa. pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru.[14]
Muara dari berfungsinya manajemen pembelajaran yang baik adalah pembelajaran efektif. Artinya, dari posisi guru tercipta mengajar efektif, dari posisi murid tercipta belajar efektif. Menurut Joyce and Weil , ”Guru yang berhasil adalah mengajar murid bagaimana memiliki informasi dalam pembicaraan dan membuatnya menjadi milik mereka. Sedangkan pelajar efektif adalah membentuk informasi, gagasan dan kebijaksanaan dari guru mereka dan menggunakan sumber daya belajar secara efektif”[15].
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas pengajaran sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang kelas, yang didalamnya para pelajar dapat berinterkasi dan belajar mengetahui bagaimana caranya belajar. Berkaitan dengan efektivitas pengajaran, untuk mencapai pembelajaran aktif, satu aspek penting adalah masalah metode yang digunakan guru dalam menciptakan suasana aktif. Proses pembelajaran dengan metode ceramah, guru mendominasi pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa untuk duduk, mendengar dan mencatat hal ini sangat tidak dianjurkan. Metode ceramah harus dikurangi bahkan ditinggalkan.
Paradigma baru dalam pembelajaran siswa aktif mengharuskan guru untuk mengubah cara pandang terhadap pembelajaran. Dalam persiapan mengajar, guru lebih memikirkan/memfokuskan penciptaan pengalaman baru bagi siswa. Melalui pengalaman tersebut, siswa dapat mengembangkan pengetahuannya. Guru mengolah kurikulum yang tepat sehingga dengan pemahaman konsep yang benar yang dibentuk siswa, memungkinkan dapat menghubungkannya dengan pemahaman sebelumnya serta membuka peluang untuk mencari dan menemukan pemahaman terhadap konsep baru. Pendayagunaan teknologi pendidikan telah memasyarakat, maka pertumbuhan industri pendukung pendidikan juga semakin berkembang. Bukan hanya terpusat pada teknologi informasi, melainkan terbuka peluang bagi industri lokal untuk memproduksi alat-alat peraga dan simulasi. Semakin tinggi dan banyak teknologi didayagunakan dalam dunia pendidikan, maka semakin terbuka lebar peluang kerja kreatif masyarakat terdidik.
Pembelajaran akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan-bahan, dan hasil-hasil yang diharapkan sesuai denagn tingkat kematangan peserta didik serta latar belakang mereka. Proses belajar akan berjalan baik jika peserta didik bias melihat hasil yang fositif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya.[16] Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari pengertian prestasi dan belajar tersebut maka dapat diambil kesimpulan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
1.      Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
2.      Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.
3.      Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.[17] Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian dituangkan dalam daftar nilai raport.
Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Penilaian prestasi siswa yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk anka jiga berbentuk huruf. Prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar. Para guru diharapkan dan harus mampu menciptakan pembelajaran dengan efektif, menyenangkan, tercipta suasana dan iklim pembelajaran yang kondusif, terdapat interaksi balajar-mengajar yang bagus, sehingga keberhasilan belajar dan prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan pembelajaran.[18]















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pendidikan dan Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Salah satu faktor yang mempengauhi proses dan hasil belajar adalah faktor psikologis yang meliputi perhatian, pengamatan, berfikir dan motif. Seorang psikolog pendidikan  perlu memperhatikan Proses perkembangan siswa, Cara belajar, Cara menghubungkan belajar dan mengajar, Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar. Itulah mengapa pentingnya mengeksplorasi psikologi pendidikan, agar para praktisi dan pelaku dibidang dunian pendidikan dapat mengefektif dan mengefisienkan waktu dalam proses pendidikan agar tercapai hasil yang maksimal.
 Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model aktivitas pengajaran kuat dan tangguh. Intinya adalah aktivitas pengajaran sebagai penataan lingkungan, pengaturan ruang kelas, yang didalamnya para pelajar dapat berinterkasi dan belajar mengetahui bagaimana caranya belajar. Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu : Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan eterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.

B.  Saran
Mengingat pentingnya psikologi pendidikan ini maka hendaknya para pendidik dapat mempelajari dan menelaah konsep-konsep psikologi. Pemahaman dan pengimplementasikan psikologi ini perlu untuk meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan demi tercapainya tujuan pendidikan.






 DAFTAR PUSTAKA

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan Jakarta: PT Grasindo, 2002.
Joyce,Bruce dan Marrsha Weil, Models of Teaching, London ; Allyn Bacon,1996
Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, 1989.
Purwanto, Ngalim, Psikologi pendidikan remaja Bandung: Remaja Rosda Karya,1996
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2004
Santrock, John W., educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi Pendidikan Jakarta: Prenada Media Group, 2008
Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, Jakarta: rineka cipta, 1995
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). Jakarta : PT Rineka Cipta 1998.
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005.
Syah, Muhibbin., Psikologi Belajar, Cet.  Ke-1, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999.




[1]Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002) h.42
[2]Ibid, Sri Esti Wuryani Djiwandono h.131
[3]Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Jumatul ali Art, 2007), 421.

[4]Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet.  Ke-1 h. 12.

[5]Muhibbin Syah,  h. 12.
[6]Ibid Muhibbin Syah,  h.13

[7]John W. Santrock, educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) h. 8

[8]Wasty Soemanto,. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Edisi Baru). (Jakarta : PT Rineka Cipta 1998) h. 25

[9]Ibid.
[10]Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching,2005) h.100

[11]Ibid, John W. Santrock, h. 120
[12]Ngalim purwanto, Psikologi pendidikan remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya,1996), h. 84
[13]Sri Esti Wuryani Djiwandono, h. 226-227

[14]Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta: rineka cipta, 1995), h. 75-76

[15]Bruce Joyce, dan Marrsha Weil, Models of Teaching, (London ; Allyn Bacon,1996), h. 45
[16]Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 100

[17]Op Cid Sri Esti Wuryani Djiwandono h. 56

[18]Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 117.

Tidak ada komentar: