FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teori Belajar dan
Model-model Pembelajaran
OLEH
SYAMSUL
ARIF
Dosen Pengampu
Dr. H. Askar, M.Pd
Dr. Adam, M.Pd, M.si
PASCASARJANA (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PALU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau
kecakapan. Belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai latihan dan
pengalaman. Bisa juga dikatakan belajar adalah proses adaptasi yang berlangsung
secara progresif . Jadi ukuran berhasil
tidaknya belajar itu dapat dilihat dari perubahan tingkah laku. Sampai
dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau
tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor.
Secara umum faktor-faktor yag
mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Tugas utama seorang Guru adalah
membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila Guru bertindak mengajar, maka
diharapkan siswa untuk mampu belajar. Hal-hal seperti berikut, diantaranya Guru
telah mengajar dengan baik, ada siswa yang belajar dengan giat, siswa yang
berpura-pura belajar, siswa yang belajar dengan setengah hati, bahkan adapula
siswa yang sesungguhnya tidak belajar. Maka dari itu, sebagai Guru yang
professional harus berusaha mendorong siswa agar belajar dengan baik.
Terdapat bermacam-macam hal yang
menyebabkan siswa tidak belajar, seperti siswa yang enggan belajar karena latar
belakang keluarga, lingkungan, maupun situasi dan kondisi di kelas. Ada siswa
yang sukar memusatkan perhatian ketika Guru mengajarkan topik tertentu adapula
siswa yang giat belajar karena dia bercita-cita menjadi seorang ahli. Keadaan
tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar dalam
faktor-faktor belajar merupakan hal yang sangat penting diketahui bagi seorang
Guru dan calon Guru.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang diatas
dapatlah ditarik beberapa permasalahan yang akan menjadi acuan penulisan
makalah ini. Adapun permasalahan tersebut dapat sebagai berikut:
1. Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi belajar?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
untuk mengetaui/mencari solusi dari rumusan masalah yang telah diajukan diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan kepada tiga macam, yaitu:[1]
a.
Faktor
internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
b.
Faktor
eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa
c.
Faktor
pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran .
Menurut Sumadi Suryabrata,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat diklasifikasikan kepada:[2]
1. Faktor-faktor
yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih dapat digolongkan menjadi
dua golongan, dengan catatan overlapping tetap ada, yaitu:
a. Faktor-faktor non-sosial
b. Faktor-faktor sosial
2. Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu
a. Faktor-faktor fisiologis
b. Faktor-faktor psikologis
Faktor-faktor di atas dalam banyak
hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang
bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif extrinsic
(faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar
yang sederhana dan tidak mendalam sebaiknya seorang siswa yang berintelegensi
tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dan orang tuanya (faktor
eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan
kualitas pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut di ataslah,
muncul siswa-siswa yang lebih high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers
(berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru
yang kompeten dan berprofesional diharapkan mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat prose
belajar mereka.[3]
Untuk lebih jelasnya, marilah
bersama-sama melihat pembahasan sebagai berikut.
A. Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua
aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis
(yang bersifat rohaniyah).
1. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala
misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.[4]
Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa sangat
dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin
terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan
pola makanan dan minuman dan istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang
negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri[5]
Keadaan tonus jasmani pada umumnya melatarbelakangi
aktivitas belajar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dari pada yang
tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan,
yaitu”:[6]
a.
Nutrisi
harus cukup, karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya
tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, cepat mengantuk, cepat
lelah dan sebagainya.
b.
Beberapa
penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu, misalnya pilek, influenza,
sakit gigi, batuk dan sebagainya
2. Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara
faktor-faktor rohaniyah siswa yang pada umumnya dipandang lebih essensial
adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa dan
motivasi siswa.[7]
a. Intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas
otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi,
memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi
manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak
merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh tubuh manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak
diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini
bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensi siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.[8]
b. Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara
relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada guru dan
mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar
siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negataf siswa terhadap guru dan mata
pelajaran tertentu, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru atau kepada
mata pelajaran tertentu, dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
c. Bakat siswa
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.[9]
Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan
kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan
intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas
(superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut talented child, yaitu
anak berbakat.
d. Minat siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut
Rober, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena
ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.[10]
e. Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme,
baik manusia ataupun hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok saja (energizer) untuk bertingkah laku
secara terarah. Motivasi terbagi dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut termasuk motivasi instrinsik. Termasuk motivasi ekstrinsi adalah
pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua
dan guru.[11]
B. Faktor eksternal siswa
Faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi dua macam,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial.
1.
Lingkungan
sosial
·
Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat
diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa, seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.[12]
·
Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan memengaruhi belajar siswa. Seorang siswa hendaknya
dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti
kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
·
Lingkungan sosial keluarga.
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini
merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Suasana
lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi
keberhasilan belajarnya. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan
antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.[13]
2.
Lingkungan
non-sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Khusus mengenai waktu yang
disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J.
Biggers berpendapat bahwa belajar seperti pagi hari lebih efektif dari pada
belajar pada waktu-waktu lainnya. Menurut penelitian beberapa ahli gaya belajar
(learning style), hasil belajar itu tidak bergantung pada waktu secara mutlak,
tetapi bergantung pada waktu yang cocok dengan kesiapan siswa.[14]
C. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk
menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.[15]
Faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaanya dirancangkan sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan.[16]
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan, faktor-faktor instrument ini dapat berwujud
faktor-faktor seperti:
- Gedung perlengkapan belajar
- Alat-alat praktikum
- Perpustakaan
- Kurikulum
- Bahan / program yang dipelajari
- Pedoman-pedoman belajar & sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa sebagai berikut:
1.
Faktor internal
Meliputi keadaan fisiologi/jasman siswa
tersebut sepeti Keadaan
tonus jasmani pada umumnya melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang lelah lain
pengaruhnya dari pada yang tidak lelah. Aspek psikologis, faktor-faktor rohaniyah siswa yang pada umumnya dipandang
lebih esensial seperti tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa dan motivasi siswa
2.
Faktor eksternal
Meliputi Lingkungan sosial baik Lingkungan sekolah, Lingkungan sosial
masyarakat maupun Lingkungan sosial
keluarga
Adapun Lingkungan
non-sosial seperti
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
3.
Faktor
pendekatan belajar
Pendekatan belajar, dapat dipahami
sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang
keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi
dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
B. Saran
Kita sebagai calon guru professional harus mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar anak. Hal tersebut
dimaksudkan agar kita bias memahami masalah belajar yang dimiliki anak, dan
bias memberikan solusi pemecahannya.
Selain itu dengan mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar anak guru akan dapat memilih
metode atau pendekatan yang dalam pelaksanaan pembelajaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti dan Mudiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya 2006.
Mustaqim dan Wahid, Abdul. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton
Putra 2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Lansadan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
Rosda 2001.
Suryabrata,Sumadi, Psikologi
Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-8, 1998.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar,
Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, Cet.
Ke-1, 1999.
[1]Muhibbin
Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999),
Cet. Ke-1, h. 130
[2]Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. Ke-8, h. 233
[3]Muhibbin Syah, op. cit, h.
131
[4]Dimyanti dan Mudiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT
Asdi Mahasatya 2006.) h.109
[6]Sumadi Suryabrata, op. cit.,
h. 235
[7]Muhibbin Syah, op. cit, h.
132
[8]Dimyanti
dan Mudiono ibid h. 120
[9]Muhibbin Syah Ibid h. 135
[10]Sumadi Suryabrata, op. cit.,
h. 241
[11]Mustaqim
dan Abdul Wahid.. Psikologi Pendidikan.
(Jakarta: PT Melton Putra2003) h.47
[13]Mustaqim
dan Wahid, Abdul ibid h. 51
[15]Muhibbin Syah Ibid h. 140
Tidak ada komentar:
Posting Komentar